source: https://images.app.goo.gl/YxCZNSc3QrPm8r6T6 |
Coba sedikit kita tengok lagi ke belakang sekitar 10 sampai 15 tahun yang lalu, belum banyak orang-orang yang melek internet. Mayoritas orang masih menerima konten melalui TV dan Radio. Walaupun pada zaman itu, media sosial sudah banyak bermunculan dan di minati masyarakat dengan range usia tertentu seperti Friendster, MIRC, Liveconnector, dan lain sebagainya.
Tahun demi tahun internet semakin menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dan mampu menggantikan media yang lebih dulu eksis dan diminati masyarakat. Seperti contohnya koran dan majalah, jaman saya duduk di bangku sekolah dasar saya masih ingat sekali keluarga kami selalu berlangganan koran Kompas. Setiap pagi ada kurir yang sudah langganan mengantarkan koran tersebut kerumah saya. Diluar koran tersebut, Mama saya terkadang membelikan saya majalah Bobo dan juga tabloid Nova untuk dirinya sendiri (generasi 90an pasti melewati masa-masa ini😝). Dan apa yang terjadi pada 10 hingga 20 tahun kemudian sejak saat itu? Beberapa tahun terakhir ini sudah sangat sedikit orang yang masih membaca koran dan majalah. Itu karena informasi yang biasa mereka dapatkan disitu, bisa juga mereka dapatkan dalam bentuk digital yang lebih canggih yaitu internet. Hal itu terbukti dengan keluarga saya pun sudah berhenti berlangganan koran. Dan sering saya lihat anak-anak berusia dibawah 10 tahun sekarang pun sudah sangat lancar mengoperasikan internet.
Tanpa terasa, time flies so fast!
Bicara tentang kemajuan internet, saya asumsikan teman-teman pembaca pasti punya akun instagram dan juga pasti sangat familiar dengan youtube. Ada sedikit cerita yang ingin saya bagikan terkait dengan kedua platform tersebut.
Siang tadi setelah saya selesai makan siang, saya kembali ke kamar dan langsung membuka aplikasi Instagram. Lihat-lihat instastory teman-teman saya, foto dan video yang mereka update, kemudian saya klik explore. Scrolling down aja terus liat yang lucu dan segala macem, sampai saya tertarik dengan suatu foto yang ketika saya buka diupdate secara multiple berjumlah 5 foto.
Kebetulan, akun instagram tersebut bukan milik perorangan, dan foto serta video yang di upload berisikan tentang hal-hal yang dianggap unik di Indonesia.
Foto yang menarik perhatian saya merupakan penjelasan tentang pendapatan tertinggi Youtuber di Indonesia. Akun tersebut mengklaim sudah melakukan survey sampai akhirnya bisa menentukan 20 Besar Youtuber dengan Penghasilan Tertinggi di Indonesia, dari peringkat 1 sampai dengan 20 sebagian besar saya tau walaupun tidak selalu saya tonton apa yang mereka suguhkan di Youtube. Dan memang, lebih dari separuh yang disebutkan adalah Public Figure yang sudah sering kita lihat di TV.
Rata-rata pengikut akun youtube mereka berjumlah jutaan orang, dan dengan jumlah yang tidak sedikit itu penghasilan mereka per tahun pun menyentuh angka milyaran rupiah. Saya dalam hati ya berkomentar juga "oohh segitu ya penghasilan mereka setahun dari Youtube". Ya, hanya sesimpel itu komentar yang terlintas di benak saya. Saya tergelitik untuk membuka kolom komentar. Saya sudah memperkirakan biasanya nih update-an seperti itu banyak mengundang komentar dari berbagai pihak. Dan benar saya, bukan hanya komentar yang simpel seperti saya, bahkan sudah sampai komentar sepanjang satu paragraf dan memancing konflik yang saya temukan disitu.
Lucu atau ironis?
Netizen 1 : duh, konten sampah kayak gitu malah banyak fans nya
Netizen 2 : aaaaa seneng banget idolaku masuk peringkat
Netizen 3 : apa cuma gue disini yang ga subscribe mereka?
Netizen 4 : yang komennya nyinyir bilang aja kalian iri sama mereka
Dan masih banyak lagi komentar-komentar lain yang isinya tidak jauh berbeda dengan contoh diatas.
Saya tersenyum kecil. Komentar tersebut semakin meningkatkan keingintahuan saya lebih dalam lagi sampai saya klik komentar-komentar balasan yang diberikan netizen-netizen lain terhadap komentar seperti itu.
Benar perkiraan saya bahwa kata-kata tersebut mengundang konflik, dan bahkan mereka saling berkonflik padahal tidak saling kenal. Ada yang membela komentar si A, ada yg justru mendukung komentar si B. Begitu aja terus ngga selesai-selesai sampai Indonesia turun salju😆
Bagi mereka mungkin itu hal yang perlu di lakukan ya. Mati-matian membela sesorang yang bahkan ngga kenal juga sama mereka, atau di sisi yang berlawanan yaitu mati-matian menjelek-jelekkan orang yang bahkan tidak merugikan mereka apapun.
Saya menilai dari kedua posisi, baik dari netizen yang pro ataupun yang kontra. Menurut saya tidak ada yang salah dan benar disini. Untuk pihak yang kontra, wajar kalau mereka merasa tidak suka dengan isi kontennya ataupun yang membuat konten, tidak ada yang salah dengan hal itu toh kalian bebas memilih konten seperti apa yang kalian ingin tonton di youtube. Tapi alangkah lebih baiknya berkomentar dengan lebih bijak, karena belum tentu semua orang memiliki opini yang sama dengan kalian.
Begitu juga halnya untuk pihak yang membela idolanya, saya anggap wajar karena mereka pasti selalu menonton konten yang disuguhkan idola mereka, tidak peduli apa isi kontennya yang penting mereka selalu menikmati dan ingin tahu apa yang dilakukan idolanya. Dan sama seperti untuk pihak yang kontra, kalau saya boleh kasih saran yaaa sebaiknya berkomentarlah dengan kata-kata yang juga tidak menyudutkan pihak lain yang tidak sepemahaman dengan kalian.
Semoga kedepannya, kita semua semakin bijak ya menggunakan sosial media ;)
0 Comments:
Post a Comment