pic from: google.com |
"emang kamu baru sehari tinggal di Jakarta ya? kok baru tau kalo Jakarta macet?"
haha, sad but true.
Gini, saya sebenernya juga udah sangat-terbiasa-banget dengan kondisi macetnya Jakarta. Justru bagi saya, kalau Jakarta nggak macet malah kita seharusnya khawatir. Entah akan ada demo besar, atau ada bencana alam seperti banjir waktu awal 2020 (Naudzubillahmindzalik). Jadi sekali lagi, Jakarta yang macet adalah suatu keadaan yang sungguh normal. Cuma tadi kebetulan saya lagi apes aja ketemu beberapa pengendara (roda 2 & roda 4) yang egoisnya udah di level neraka jahannam.
Oke, sekian pelampiasan uneg-unegnya. Dari kemarin malam saya udah gatel banget mau nulis tentang "happiness". Udah dari lama sebenernya materi happiness ini nangkring di kepala saya. Cuma memang masih saya keep aja karena sepertinya pembahasannya akan menyerempet berbagai aspek.
Rata-rata orang Indonesia, termasuk orang-orang yang ada di sekitar saya khususnya bisa dikategorikan sebagai orang yang pengen tau banget urusan orang lain. Walaupun tidak semua, tapi sebagian besar. Saat ini saya baru hampir sebulan bekerja dikantor baru, saya inget banget hari kedua saya kerja tuh ada sesama karyawan yang kami baru berkenalan (karyawan ini perempuan juga btw, kita sebut aja inisialnya D) tiba-tiba dia bilang "kamu umur berapa?", jujur saya kaget dapet pertanyaan kayak gitu. Saya tanya balik sambil ketawa menghilangkan kecanggungan "waduh.. kenapa nih baru kenal langsung nanya umur?". Terus si D ini bilang "gapapa pengen tau aja, lebih tua atau lebih muda dari aku hehe". Udah makin kesel saya sebenernya, cuma yaudah saya jawab aja "aku 29". Saya kira udah dong dia berhenti nanya, ternyata masih ada pertanyaan lanjutannya guys "ohh, aku 28. kamu udah nikah belum?". Seriously, i was like....
"WTF! it's really not your f#cking business @$%^***&^#$^$%&#@!#%&"
Coba deh untuk semua pembaca disini, apakah dialog tersebut bisa dibilang sopan untuk diutarakan kepada orang yang baru satu menit kalian kenal? Okelah kalau mau basa-basi cari bahan obrolan, tapi kan bisa basa-basinya dengan pertanyaan lain, misal nanya tinggal dimana, atau sebelumnya kerja dimana, atau pertanyaan apapun yang lebih umum dan tidak persoalan pribadi.
"halaaah, cuma diomongin gitu doang aja baper!"
Hmm saya sangat nggak kaget sih kalau ada yang berkomentar begitu. Karena sejak kata "baper" eksis, semua orang jadi semakin miskin toleransi terhadap sesama, sempat juga saya bahas disini. Kalau kita tinggal di negara-negara Amerika atau Eropa, orang-orang seperti si D ini sudah dianggap menyinggung independence & equality (sumber: https://kumparan.com/anggarini-sesotyoningtyas/4-tips-bersosialisasi-di-amerika-serikat-1551543202895425806/3)
Balik lagi ke rasa keingin-tahuan mayoritas mayarakat Indonesia yang cukup tinggi tentang hal-hal pribadi, pernah nggak sih kalian dapet pertanyaan atau bahkan menanyakan,
"are you happy?"
Kalian yang sangat ingin tahu urusan orang lain seperti umur, status, agama, pandangan politik, dan lain sebagainya itu fungsinya buat apa sih? Sepenting apa sih bagi kalian tuh untuk tau umur atau agama orang lain? Memangnya kalian petugas sensus? Palingan cuma buat jadi bahan pembahasan ketika kalian lagi kumpul bareng circle kalian kan? Atau kalian hanya butuh untuk perbandingan keadaan kalian aja nih? bener apa bener?
*mulai emosi*
* inhale * exhale *
Tapi ketika kalian menanyakan "are you happy?", pihak yang ditanya justru (biasanya) akan merasa wah dia peduli ya sama saya. Percaya deh, nggak bakal ada orang yang tersinggung ketika ditanya begitu, dibanding ditanya urusan pribadi.
"are you happy with your life?"
0 Comments:
Post a Comment